28 C
Jakarta
20, April, 2024
JurnalPost.comEkonomiWagub Minta Bulog Miliki Mesin Penggilingan Padi Sendiri

Wagub Minta Bulog Miliki Mesin Penggilingan Padi Sendiri

JURNALPOST.COM – Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) mengusahakan untuk bisa memiliki mesin penggilingan padi sendiri. Dengan demikian, dalam melakukan penyerapan hasil panen petani Bulog bisa berhubungan langsung dengan petani (membeli sendiri gabah langsung dari para petani). Hal ini disampaikannya saat membuka Sosialisasi Regional Kebijakan Program Raskin Tahun 2016 untuk Wilayah Timur Indonesia di Hotel Clarion Makassar, Senin (28/3).

Hal ini dikatakannya bertujuan untuk mencegah harga gabah dan beras dipermainkan oleh pihak pihak tertentu yang hanya mengejar keuntungan sendiri.

“Jadi, untuk mengantisipasi terjadinya permainan harga gabah dan beras oleh para pedagang, maka sebaiknya Bulog harus mempunyai mesin penggilingan padi sendiri, jadi Bulog tinggal beli langsung gabah dari petani dengan harga yang wajar,” Kata Agus.

Agus mencontohkan, harga beras premium yang beredar di pasaran untuk wilayah pulau Jawa harganya mencapai Rp9.300 ler kilogramnya, sementara harga beras premium yang beredar dipasaran yang ada di wilayah Sulsel masih dengan harga Rp8.300 per kilogram.

“Dari perbandingan harga di Pulau Jawa dengan Sulsel itu, ada selisih harga yang mencapai Rp.800 per kilonya yang dinikmati pedagang. Jadi ketika tidak ada musim panen di pulau Jawa, maka para pedagang dari pulau Jawa datang ke Sulsel untuk membeli beras, karena ketika di pulau jawa tidak panen, di Sulsel masih ada sebagian wilayah yang panen,” ujarnya.

Agus menjelaskan, konstribusi gabah kering giling (GKG) Sulsel pada tahun 2015 telah mencapai 5.473.709 ton, dengan nilai ekonomi berdasarkan harga pembelian pemerintah sebesar Rp4.600 per kilogramnya.

“Ini berarti hasil yang di peroleh dari produksi gabah kering tahun 2015 dapat mencapai hasil ekonomi kurang lebih sebesar Rp.25,17 triliun,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Menko PMK Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial, Tubagus Achmad Choesni, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan, secara nasional, rata-rata realisasi penyaluran Raskin sampai pada akhir tahun 2015 mencapai 2,76 juta ton atau 98,94 % dari pagu tahun 2015 yanh totalnya sebesar 2,79 juta ton.

“Bantuan beras bersubsidi dari pemerintah kepada masyarakat berpendapatan rendah ini benar-benar disalurkan kepada penerima manfaat dan dapat mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin,” kata Chuesni.

Sosialisasi Regional yang berlangsung satu hari tersebut, juga dihadiri oleh Ketua dan anggota Tim Koordinasi (Tikor) Raskin Pusat, para Tikor Raskin Provinsi se-Indonesia Timur, para kepala Divre Perum Bulog se-Indonesia Timur, para Ketua Tikor Raskin Kabupaten/Kota se-Sulsel, dan para Kepala Subdivre/Kansilog Perum Bulog se-Sulsel. (fo/)

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini