31.3 C
Jakarta
19, April, 2024
JurnalPost.comPolitikPilkada DKI: Hasil Survey Ahok Masih Tinggi, PDIP Tak Calonkan Ahok

Pilkada DKI: Hasil Survey Ahok Masih Tinggi, PDIP Tak Calonkan Ahok

Jurnalpost.com – Elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama memang masih tinggi, belum ada yang menandingi hasil survei terbaru , Manilka Research & Consulting , ahok masih mencapai 49,5 persen. Namun Ahok hingga saat ini, Basuki belum menentukan apakah dia akan maju melalui jalur independen atau partai politik (parpol).

Dalam Sebuah Diskusi diJakarta (19/6/2016) yang diadakan oleh Manilka , Charles Honoris yang mewakili PDIP mengatakan bahwa PDIP) memastikan tidak akan mendukung calon independen dalam Pilgub DKI 2017 mendatang.

Charles mengatakan, hingga saat ini pihaknya memang belum mendapatkan keputusan tentang langkah apa yang akan diambil oleh PDI-P di Pilgub 2017. Namun yang jelas, pihaknya tidak akan mendukung calon dari independen karena masih mempercayai bahwa partai politik merupakan pilar demokrasi dan alat perjuangan.

Pilkada DKI: Hasil Survey Ahok Masih Tinggi, PDIP Tak Calonkan Ahok

“Bagi PDI-P sudah mutlak tidak mungkin mendukung calon perseorangan. Kami tidak tahu ke depan bagaimana, karena belum ada keputusan dari DPP partai,” ujar Charles.
Ia mengatakan, PDI-P kerap memberi keputusan dan langkah yang akan diambil pada akhir-akhir batas waktu. Hal yang sama juga terjadi saat Pilgub DKI 2012 lalu ketika mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki.

Namun, yang pasti, PDI-P masih mendukung dan mengapresiasi kinerja Basuki dan Djarot Saiful Hidayat yang saat ini menjadi wakilnya di Pemprov DKI. Hal tersebut juga terbukti hingga saat ini tidak ada satu pun anggota DPRD di DKI yang menandatangani hak menyatakan pendapat (HMP) yang diajukan kepada Basuki.

“Tetapi, kami hormati calon independen. Ini hanya masalah prosedur di Pilgub. Kami tetap yakin dengan jalur kepartaian, saya hormati independen,” katanya.

Survei Manilka itu dilakukan mulai 2-7 Juni 2016 dengan 400 responden. Dari hasil survei tersebut, elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh Basuki, disusul kemudian oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (34,3%). Hal tersebut berdasarkan dengan survei dari popularitas yang masih dipegang Basuki di angka 98,8%, disusul oleh Yusril Ihza Mahendra sebanyak 82,2%, dan Abraham Lunggana sebanyak 82,3%. Selanjutnya untuk tingkat kesukaan, Basuki juga masih berada tertinggi di 62,5 %, kemudian Ridwan Kamil di 61,3%, Yusuf Mansur di 60,3 %, dan Tri Rismaharini sebanyak 58,5 %.

Menanggapi hasil survei tersebut, Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan mengatakan, persentase sebesar 49,5 % yang diraih Basuki memang tinggi, tetapi masih rawan. Sebab dari pengalaman di Pilgub DKI 2012, tiga bulan sebelum pencoblosan Fauzi Bowo sebagai petahana saat itu elektabilitasnya pun tinggi mencapai angka yang sama seperti Basuki saat ini, sedangkan penantangnya, Jokowi di angka 14,4 %.

“Jadi di mana-mana, posisi incumbent akan selalu menguntungkan. Yang paling dikenal dalam segala hal. Posisi itu juga meskipun masih tinggi tapi masih rawan dalam konteks Pilgub,” katanya.

Ia mengatakan, dalam konteks survei, di mana pun mayoritas warga DKI tetap menginginkan gubernur yang berlatar belakang muslim, namun bagi PKB hal tersebut tidak menjadi masalah. Sebab yang terpenting, katanya, yang terpilih adalah merupakan pilihan terbaik dari warga Jakarta.

“PKB masih dalam proses seleksi, tapi sayang Pak Basuki tidak masuk dalam kandidat kami karena tidak mendaftar. Secara pribadi kami hargai pilihan Pak Basuki untuk maju independen,” katanya.

Ia pun mendorong supaya Basuki tetap konsisten berada di jalur independen sehingga tidak mengecewakan relawannya saat ini yang sedang berjuang, Teman Ahok. Namun apabila Basuki akan berubah pikiran, katanya, ia pun menyarankan supaya komunikasi dilakukan dengan baik mulai saat ini mengingat Basuki tidak bisa berkelamin ganda, memilih independen dan partai secara bersamaan.

Pengamat Politik Sigma Sahid Salihudin mengatakan, dari hasil survei tersebut bisa dibuktikan bahwa dari beberapa Pilgub, soal popularitas tidak selalu menjamin. Pasalnya, petahana akan selalu mendapat posisi tertinggi untuk ukuran popularitas, termasuk juga Basuki.

Namun dari tingkat kesukaan, selisih antara Basuki dan tokoh-tokoh lain seperti Ridwan Kamil dan Yusuf Mansur perbedaannya sangat tipis. Ia menilai bahwa tingkat kesukaan lebih cenderung mempengaruhi pilihan seseorang dibandingkan popularitas. Hal ini, katanya, berbahaya bagi Basuki.

“Pilgub kali ini DKI bisa menghasilkan 6 pasangan calon, 2 independen dan 4 parpol. Tetapi kans terbesar akan ada 3 pasangan calon, tapi bisa juga 2 manakala Basuki berjodoh dengan PDI-P,” katanya.

Jumlah 3 atau 2 pasang calon tersebut, kata Said akan sangat bergantung pada negosiasi Basuki dengan Megawati Soekarnoputri. Pasalnya di PDI-P ada dua cara pengusungan, yakni di level DKI dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai.

“Kalau Bu Mega deal dengan Basuki, saya jamin Basuki tidak akan independen karena ini pertaruhan tentang ideologi partai,” katanya.

Selain itu, dari hasil survei tersebut juga terlihat bahwa tokoh yang levelnya bisa menandingi Basuki, hanya Tri Rismaharini dan Ridwan Kamil.
Kendati demikian, dukungan kepada Basuki baik ia melalui jalur partai atau independen, disebutkannya tidak akan berubah. Namun ia menyarankan supaya Basuki tetap berada di jalur independen sebagai bentuk jalur pengujian. “Kalau bayangkan PDI-P ikut perseorangan, itu tidak masuk logika politik,” pungkasnya.

Bakal Calon Gubernur DKI, Sandiaga Uno yang turut hadir dalam diskusi tersebut juga mengapresiasi hasil survei tersebut meskipun baginya hasil itu sangat buruk. Akan tetapi ia berharap, Gubernur DKI yang terpilih nanti benar-benar bisa menangkap aspirasi rakyat untuk menjadikan Jakarta jadi lebih baik. “Ini fenomena menarik karena Jakarta. Kita melihat tokoh nasional dibidik. Ini sudah panggung nasional karena nama-nama nasional yang maju. ( *heri zohiri)

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini